florida - whistle

Selasa, 19 Maret 2013

Filosofi Bola Eyang Henez Kawulo Alit

Siapa tidak mengenal bola=sepak bola=bola sepak=foot ball=soccer??? Wow, tentu seluruh anak dunia tau, tidak tua, muda, laki, wanita, juga waria, kaya, miskin, pejabat, rakyat, kaum borjuis ataupun melarat, dan sebagainya dan seterusnya... Nah ini menarik. Kenapa menarik??? Lihatlah wong kok ya ada lo 22 orang pemain sibuk merebutkan 1 bola, berlari kesana kemari ngejar bola, bingung pakai kaki, bahu, perut, atau kepala untuk menceploskan bola, ke gawang lawannya??? Ditonton pula berjuta kepala??? Coba, ada apa ini kan??? Hehehe, asyikkan bahas ini Sobat.

Kita awali dari mengumpamakan permainan sepak bola ini layaknya sebuah country (negara maksude), apa kerangkanya? Ow, ini dia menurut gua, hehehe:
1. Pemain (22 orang di lapangan, belum ples calon pengganti kalo perlu)
2. Wasit (1 orang)
3. Hakim garis (2 orang)
4. Komisaris komiariat pertandingan
5. Penonton (tentu, yang jumlahnya wow luar biasa banyaknya) 
6. Stadion dan media penyiarannya
7. Bola (1 buah yang diperebutkan untuk digolkan)
Dah itu ajalah.....
Kita kupas, upama stadion sebagai negara maka penonton adalah rakyat yang bersorak jika menang, dan menghujat bila kalah. Lalu pemain adalah para punggawa pemerintahan dan sarananya seperti menteri, pejabat, dan seterusnya setingkat menteri tersebut, yang memainkan icon bola (tujuan yang ingin digolkan), secara tim kabinet untuk menuju 1 tujuan kemakmuran rakyat, tapi jika menyeleweng bukan hanya penonton yang marah atau kecewa tapi mengundang wasit untuk menghukum dengan memberi hadiah kartu kuning atau merah padanya. Di sini peran wasit sebagai presiden (hehehe), berhak menghentikan permainan, kasih sanksi pemain, memberi kesempatan pergantian pemain, juga pengatur waktu dan alur pertandingan. Dia (wasit) didampingi para hakim garis sebagai wakil dan penimbang keputusan. Tentu ada komisaris pertandingan disertai komisariatnya yang memantau kinerja wasit dan jalannya pertandingan serta suasana stadion (negara antah berantah itu). Mulus tidaknya permainan dari penilaian secara keseluruhan dari komponen-komponen tersebut semuanya.

Bola dunia seakan punya dunia sendiri yang tidak tersentuh tangan hukum lainnya selain tangan hukum dunia bola itu sendiri berdasar statutanya, tidak boleh dicampuri atau pingin disanksi skorsing. Punya dewan tertinggi sendiri. Punya lahan bisnis sendiri. Lepas dari situ bisa berdampak adanya hal positif atau negatif. Sisi negatif tentu menimbulkan intrik apabila ada yang punya misi sendiri dan akhirnya tidak benar dalam jalannya bagian dimasing-masing lini propinsi bola. Terjadi perebutan kekuasaan. Tidak sejalan. Membuat tim sendiri-sendiri (alhamdulilah sekarang dah nyatu lagi sih). La ini kalo menyatu baru berdampak positif yaitu ajang persatuan dunia bola, perdamaian sosial, kesetaraan, dan suka cita bersama. hemmm... nice.

Dan semua di atas hanyalah nyata saja, toh asli di balik itu sebenernya menurut Eyang ini hanyalah semacam langkah tangan Tuhan Allah SWT agar manusia saling mengenal lewat dunia bola, bahwa semua sama, agar selalu damai, nyaman, bahagia bersama. Maka ndak boleh dikotori kepentingan pribadi semata. Semua demi bersama.

HIDUP DUNIA BOLA! SALAM DAMAI! KEEP CALM RESPECT PISS N GAUL!
BRAVO! 

(henesnurianto,20-03-2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar